THE JUDGE of the Tanjung Pandan Religious Court, Yusran Ipandi, said that there were judges who even took out online loans (pinjol) to return home.
This was expressed by Yusran in the Indonesian Judge Solidarity (SHI) audience with the leadership of the DPD RI at the Nusantara V Building, Senayan, Jakarta, Tuesday (8/10).
“If we can say, I’m sorry, I’m just opening it a little, I’m opening it a little, gentlemen, you have to know. “Our friend, sir, there is someone who can borrow it online, sir,” said Yusran, Tuesday (8/10).
Also read: DPR asks for mass leave of judges to end
“Where else does this country provide dignity for judges. Borrow online. Suddenly our friends were being chased by a loan shark, what would we do? This is a fact,” he stressed.
Meanwhile, the chairman of the DPD RI, Sultan Najamudin, admitted that he was sad to hear the judges’ complaints.
According to him, there are two points that the country must seriously fight for, namely, prosperity and security.
Also read: Jimly Ashidqie is sad to know about the welfare of Indonesian judges
“And as God’s representative on earth or as a noble one who is at the forefront and final seeker of justice, I feel, and I must state, that this aspiration must be followed up quickly,” he said.
“Because developed countries definitely, yes, definitely, whatever you call it, law enforcers must also stay away from practices that allow them to look for other sources, if their welfare is not guaranteed,” he added.
If security is guaranteed, prosperity is guaranteed, then slowly the practices that might have the opportunity to be bought and sold will disappear day by day.
So, said the Sultan, the country will also be safer and state income will also increase because there is less corruption. (Z-9)
#Confiding #DPD #judge #admits #people #borrowing #money #return #home
Analisis: Keterpurukan Hakim di Indonesia
Baru-baru ini, sebuah berita menghebohkan muncul di media bahwa seorang hakim meninggal di indekos (kos-kosan) dan mayatnya baru ditemukan setelah empat hari. Hal ini diungkapkan oleh Hakim Pengadilan Agama Tanjung Pandan, Yusran Ipandi, dalam sebuah audiensi dengan DPD RI [[1]]. Berita ini tentu saja mengejutkan dan memprihatinkan, karena hakim adalah salah satu profesi yang sangat penting dalam menjaga keadilan di negara ini.
Menurut Yusran Ipandi, kematian hakim ini disebabkan oleh kesejahteraan yang tak memadai [[1]], [[2]], [[3]]. Hal ini menunjukkan bahwa hakim di Indonesia masih belum mendapatkan perlakuan yang layak dan memadai. Mereka harus berjuang untuk mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, bahkan sampai harus tinggal di kos-kosan yang tidak layak.
Yusran Ipandi juga mengungkapkan bahwa ada hakim yang harus meminjam uang untuk pulang ke rumah, karena gajinya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup [[2]]. Hal ini menunjukkan bahwa gaji hakim di Indonesia masih belum memadai, sehingga mereka harus berjuang untuk mencari nafkah.
Kematian hakim di indekos ini juga menunjukkan bahwa ada masalah yang lebih besar dalam sistem peradilan di Indonesia. Hakim adalah salah satu profesi yang sangat penting dalam menjaga keadilan, namun mereka masih belum mendapatkan perlakuan yang layak. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas keadilan yang diberikan kepada masyarakat.
Dalam analisis ini, dapat disimpulkan bahwa kematian hakim di indekos adalah salah satu contoh dari keterpurukan hakim di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh kesejahteraan yang tak memadai dan gaji yang tidak memadai. Oleh karena itu, perlu dilakukan restrukturisasi sistem peradilan di Indonesia untuk memastikan bahwa hakim mendapatkan perlakuan yang layak dan memadai.
Referensi:
[[1]]https://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-hakim-tewas-di-indekos-jenazah-ditemukan-setelah-empat-hari-211223-mvk.html
[[2]]https://www.msn.com/id-id/berita/other/perwakilan-shi-ngeluh-tinggal-di-kos-kosan-yusran-mengenaskan-meninggal-4-hari-mayatnya-baru-ditemukan/ar-AA1rORWJ
[[3]]https://www.liputan6.com/news/read/5742151/shi-ungkap-ada-hakim-yang-tewas-di-kos-mayatnya-ditemukan-4-hari-kemudian