PRESIDENT Joko Widodo and president-elect Prabowo Subianto had dinner and discussed at a restaurant in Jakarta, Tuesday (8/10), for more than two hours.
This was conveyed through uploads on social media instagram @jokowi, monitored in Jakarta, Tuesday (8/10) evening.
“Relaxed discussion while having dinner with the President Elect Mr @prabowo. It doesn’t feel like more than two hours,” wrote Jokowi in his upload as quoted
Also read: Jokowi Dinner with Prabowo, Discuss What?
On social media, a photo of President Jokowi was uploaded sitting face to face with Prabowo Subianto at a dining table, in a room.
The chairs occupied by Jokowi and Prabowo are similar, made from a wooden frame. The two of them seemed to be chatting casually while waiting for the food to arrive.
There was no food served on the table with the spoons and forks still arranged.
Also read: Luhut is reminded not to flirt with the new government
What was served in front of Jokowi and Prabowo were drinks including green and red in glasses and mineral water in bottles.
Both got the same drink. However, Prabowo ordered another dark drink in a glass cup.
Previously, Presidential Special Staff Coordinator Ari Dwipayana said that President Joko Widodo and President-Elect Prabowo Subianto discussed various matters during a dinner session at the Plataran Restaurant in the Gelora Bung Karno area, Jakarta, Tuesday.
Also read: Gerindra says Jokowi still half-heartedly supports Ganjar
According to Ari, one of the things discussed was the sustainability of future government programs.
According to him, President Jokowi always maintains close and intense communication with the President-Elect at every opportunity, both in formal forums and informal meetings.
He said that togetherness between the two national leaders was very necessary to ensure that the government transition process ran well and smoothly. (Ant/P-5)
#Dinner #Prabowo #hours #Jokowi #relaxed #discussion
Judul: Analisis Pertemuan Jokowi dan Prabowo: Diskusi Santai atau Strategi Politik?
Pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan presiden terpilih Prabowo Subianto di sebuah restoran di Jakarta pada hari Selasa (8/10) telah menarik perhatian banyak orang. Berdasarkan laporan dari beberapa sumber, termasuk Antara News [[1]], CNN Indonesia [[2]], dan Kompas [[3]], pertemuan ini berlangsung lebih dari dua jam dan merupakan diskusi santai antara kedua tokoh tersebut.
Dalam postingan di Instagram-nya, Jokowi menyebutkan bahwa pertemuan ini berlangsung tanpa terasa selama lebih dari dua jam. “Tidak terasa dua jam lebih,” kata Jokowi [[2]]. Ini menunjukkan bahwa pertemuan ini tidak hanya sekedar formalitas, tetapi juga sebuah pertemuan yang hangat dan akrab antara kedua tokoh tersebut.
Namun, pertanyaan yang lebih besar adalah apa makna di balik pertemuan ini. Apakah ini hanya sebuah pertemuan sosial ataukah ada strategi politik di baliknya? Dalam konteks politik Indonesia, pertemuan antara Jokowi dan Prabowo dapat diartikan sebagai sebuah upaya untuk menjalin hubungan yang lebih baik antara pemerintah yang keluar dan pemerintah yang masuk.
Pertemuan ini juga dapat diartikan sebagai sebuah upaya untuk membahas beberapa isu yang menjadi perhatian utama dalam beberapa hari terakhir. Seperti yang kita ketahui, Prabowo akan menjadi presiden terpilih yang baru dan akan menghadapi beberapa tantangan besar dalam menjalankan pemerintahan. Dengan demikian, pertemuan ini dapat diartikan sebagai sebuah upaya untuk membahas beberapa strategi yang akan diambil oleh pemerintah yang baru.
Dalam analisis saya, pertemuan antara Jokowi dan Prabowo ini menunjukkan bahwa kedua tokoh tersebut memiliki komitmen yang kuat untuk menjalin hubungan yang lebih baik dan membahas beberapa isu yang menjadi perhatian utama. Meskipun kita tidak tahu apa yang dibahas secara spesifik dalam pertemuan ini, namun kita dapat yakin bahwa ini merupakan sebuah langkah yang positif dalam menjalin hubungan yang lebih baik antara pemerintah yang keluar dan pemerintah yang masuk.
Dalam kesimpulan, pertemuan antara Jokowi dan Prabowo ini menunjukkan bahwa kedua tokoh tersebut memiliki komitmen yang kuat untuk menjalin hubungan yang lebih baik dan membahas beberapa isu yang menjadi perhatian utama. Meskipun kita tidak tahu apa yang dibahas secara spesifik dalam pertemuan ini, namun kita dapat yakin bahwa ini merupakan sebuah langkah yang positif dalam menjalin hubungan yang lebih baik antara pemerintah yang keluar dan pemerintah yang masuk.